Broker OctaFX atau yang kini dikenal sebagai Octa, sering disebut sebagai salah satu broker paling populer di Indonesia. Dengan promosi besar-besaran, bonus menggiurkan, dan iklan di media sosial, banyak trader pemula yang tertarik.
Namun di balik popularitas tersebut, muncul banyak laporan penipuan, manipulasi platform, dan kesulitan withdraw dari pengguna di Indonesia.
Tim investigasi Penipuan.id melakukan riset mendalam untuk mengungkap apakah OctaFX benar-benar aman atau justru broker scam terselubung.
Siapa OctaFX dan Mengapa Banyak Trader Tertarik?
OctaFX didirikan pada tahun 2011 dan mengklaim memiliki lebih dari 10 juta pengguna di seluruh dunia. Broker ini menawarkan:
- Leverage hingga 1:500
- Bonus deposit 50%
- Program afiliasi dan copy trading
Namun, popularitas tidak selalu berarti keamanan.
Saat ditelusuri lebih dalam, banyak fakta yang tidak sesuai dengan klaim “broker teregulasi global.”
👉 Lihat daftar lengkap broker penipuan di sini
Apakah OctaFX Teregulasi?
OctaFX tidak memiliki izin dari OJK maupun Bappebti.
Mereka hanya terdaftar di Saint Vincent & The Grenadines (SVG) — negara kecil yang tidak memiliki otoritas regulasi forex.
Fakta ini berarti jika Anda mengalami kerugian atau kehilangan dana, tidak ada perlindungan hukum di Indonesia.
Regulator SVG sendiri tidak memiliki kewenangan menyelesaikan sengketa keuangan.
Sementara broker legal seperti XM, Exness, atau FBS terdaftar dan diawasi oleh regulator besar seperti CySEC atau ASIC.
Tanda-Tanda OctaFX Adalah Broker Penipuan
Berikut beberapa indikasi kuat OctaFX termasuk broker scam berdasarkan laporan nyata pengguna Indonesia:
1. Withdraw Sulit dan Ditolak
Banyak trader mengaku tidak bisa menarik dana meskipun saldo mereka menunjukkan profit.
Alasan yang diberikan OctaFX sering berubah-ubah:
“Verifikasi belum lengkap,”
“Akun sedang dalam pemeriksaan keamanan,”
“Kesalahan teknis sistem.”
Padahal, trader sudah menyerahkan semua dokumen yang diminta.
2. Manipulasi Grafik Harga
Sejumlah korban mengklaim bahwa grafik harga di platform OctaFX tidak sesuai dengan data pasar sebenarnya.
Hasilnya, banyak posisi trading tertutup paksa (stop-out) meski harga belum mencapai batas.
Hal ini sangat mirip dengan modus B-Book broker yang mengatur pergerakan harga internal untuk memastikan trader selalu rugi.
3. Bonus dan Promosi yang Menjebak
OctaFX menawarkan bonus besar hingga 100% untuk deposit pertama. Namun, banyak trader melaporkan bahwa bonus tersebut tidak bisa ditarik dan justru membuat akun mereka dibatasi.
Ketika trader ingin withdraw, sistem menolak dengan alasan “bonus belum memenuhi syarat volume trading.”
Padahal, syarat tersebut hampir mustahil dicapai tanpa kehilangan modal.
👉 Pelajari ciri-ciri umum broker scam di sini
4. Identitas Perusahaan Tidak Transparan
OctaFX menggunakan berbagai nama perusahaan tergantung wilayah: Octa Markets Ltd, OctaFX Global, dan Octa Capital.
Semua berbasis di wilayah offshore tanpa kantor perwakilan resmi di Indonesia.
Sementara broker sah biasanya mencantumkan alamat, regulator, dan kontak jelas seperti Exness atau FBS.
5. Testimoni Negatif di Forum Global
Di WikiFX dan Forex Peace Army, ratusan review negatif muncul setiap bulan.
Beberapa pengguna mengaku:
- Akun mereka dibekukan tanpa alasan.
- Withdraw tertahan lebih dari 3 minggu.
- Support tidak merespons email sama sekali.
Seorang trader asal Bandung menulis:
“Saya profit $600 dalam dua minggu, tapi sampai sekarang withdraw ditolak dengan alasan yang berubah-ubah. Saya yakin ini scam!”
Investigasi Tim Penipuan.id
Untuk membuktikan dugaan tersebut, tim kami membuka akun demo dan akun real di situs resmi OctaFX.
Berikut hasil pengujian kami:
- Order delay hingga 4 detik, menyebabkan slippage besar.
- Setelah profit 10%, withdraw ditolak tanpa alasan jelas.
- CS hanya mengirim pesan template dan menutup chat.
- Domain dan server menggunakan hosting murah berbasis offshore.
Temuan ini konsisten dengan pola broker penipuan lain yang sering berganti nama untuk menghindari blacklist.
Modus Penipuan OctaFX di Indonesia
Berdasarkan laporan pengguna, berikut modus umum yang digunakan OctaFX:
- Iklan masif di media sosial (YouTube, TikTok, dan Instagram) dengan janji “profit cepat.”
- Influencer palsu menampilkan hasil trading fiktif.
- Bonus besar untuk mendorong deposit awal.
- Akun dimanipulasi agar tampak profit di awal.
- Withdraw ditolak begitu trader mencoba menarik uang.
Bahkan ada laporan grup Telegram yang mengatasnamakan “mentor OctaFX resmi” untuk menipu lebih banyak orang.
Kesaksian Korban OctaFX
“Saya trading 3 bulan di OctaFX, awalnya lancar. Tapi saat profit mulai besar, akun saya diblokir. CS bilang ‘ada aktivitas mencurigakan’ padahal saya trading normal.”
— Rizky, Surabaya
“Withdraw $1.200 saya ditolak tanpa alasan. Mereka bilang sistem error, tapi setelah seminggu akun saya ditutup permanen.”
— Sari, Jakarta
Dampak Penipuan OctaFX bagi Trader Indonesia
Selain kerugian finansial, banyak korban mengalami tekanan mental berat. Mereka kehilangan tabungan dan rasa percaya terhadap dunia trading.
Penipuan seperti ini juga mencoreng nama industri forex di Indonesia — padahal ada broker legal yang benar-benar aman dan diawasi regulator.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Jadi Korban?
- Laporkan ke OJK dan Bappebti:
- Kumpulkan semua bukti: tangkapan layar, email, riwayat transaksi.
- Laporkan ke Penipuan.id untuk publikasi dan advokasi:
👉 Laporkan di sini - Jangan percaya tawaran refund palsu dari pihak yang mengaku “tim pemulihan OctaFX.” Biasanya ini penipuan lanjutan.
Cara Memilih Broker Aman
Untuk menghindari kasus seperti OctaFX, pastikan:
- Broker terdaftar di Bappebti
- Memiliki reputasi baik dan transparan dalam penarikan dana
- Tidak menjanjikan profit tetap atau bonus besar
- Memiliki kantor perwakilan resmi di Indonesia
👉 Baca panduan lengkap memilih broker aman di Indonesia
Kesimpulan: OctaFX Bukan Pilihan Aman
Berdasarkan investigasi, OctaFX tidak teregulasi di Indonesia, memiliki banyak laporan negatif, dan diduga kuat menjalankan praktik penipuan.
Jangan tertipu dengan tampilan profesional atau promosi agresif mereka.
Gunakan broker yang memiliki izin resmi OJK atau Bappebti, bukan yang beroperasi di wilayah offshore tanpa pengawasan.