Industri trading online global sedang booming, dan nama baru seperti Trive CFD Broker (trive.com) mencoba masuk dengan tampilan modern, antarmuka elegan, dan branding internasional.
Namun, di balik citra profesional itu, Trive menghadirkan banyak pertanyaan serius: tidak ada lisensi di Asia, minim transparansi, risiko withdrawal, dan tidak ada perlindungan hukum bagi trader.
Di Penipuan.id, kami ungkap kenapa Trive berbahaya khususnya untuk trader di Asia.
1️⃣ Klaim Trive vs Realita
- Klaim: broker inovatif dengan akses forex, indeks, komoditas, ekuitas.
- Website penuh edukasi & desain meyakinkan.
- Realita: tidak punya lisensi lokal di Asia, tidak ada kantor regional, dan minim perlindungan hukum.
👉 Banyak broker scam tampil profesional — tapi gagal di aspek paling penting: regulasi & transparansi.
2️⃣ Mengapa Regulasi Penting
Lisensi dari regulator besar seperti MAS, ASIC, atau FCA UK memastikan:
- Dana klien dipisahkan (segregated accounts).
- Struktur biaya transparan.
- Mekanisme kompensasi jika broker bangkrut.
- Resolusi sengketa legal bagi trader.
Tanpa regulasi, trader terjebak di zona abu-abu — rawan penipuan.
🔗 Baca: Bagaimana Regulasi Offshore Membahayakan Trader
3️⃣ Status Lisensi Trive
Red flag utama: Trive tidak berlisensi di Asia.
- Tidak ada izin MAS di Singapura.
- Tidak ada lisensi SC Malaysia.
- Tidak diakui SEC Filipina.
- Tidak ada registrasi di Indonesia/Vietnam.
👉 Artinya: semua trader Asia yang buka akun di Trive, pada dasarnya berhadapan dengan entitas offshore tanpa pengawasan.
4️⃣ Tidak Ada Kehadiran Nyata di Asia
Selain lisensi, masalah besar lainnya:
- Tidak ada kantor regional.
- Tidak ada support center lokal.
- Tidak ada kerjasama bank lokal untuk withdrawal/deposit.
Jika terjadi masalah, tidak ada pintu untuk mengadu.
5️⃣ Risiko Utama Trading di Trive
a. Withdrawal Bermasalah
Seperti broker unregulated lainnya, withdrawal bisa tertunda berminggu-minggu atau ditolak.
🔗 Lihat: Withdrawal Gagal = Tanda #1 Broker Scam
b. Transparansi Rendah
Tanpa lisensi ketat, fee & spread bisa dimanipulasi — slippage parah, biaya tersembunyi.
c. Tidak Ada Perlindungan Hukum
Tidak ada regulator lokal → trader tidak punya jalur hukum saat dana dibekukan.
d. Marketing Agresif
Branding mulus, tapi bukti regulasi minim.
6️⃣ Suara Trader
- Trustpilot: keluhan withdrawal & support pasif. (Trustpilot)
- Forex Peace Army: beberapa laporan dana tidak bisa ditarik. (FPA)
- Forum Asia: pengguna mengeluh bonus dengan syarat tersembunyi.
🔗 Simak: Red Flags Broker Scam
7️⃣ Perbandingan dengan Broker Legal
Broker | Lisensi | Reputasi |
---|---|---|
Trive | Offshore, no Asia license | Withdrawal bermasalah |
IG Trading | MAS (Singapura) | Transparan, support lokal |
Exness | CySEC + FSA + Asia presence | Reputasi baik |
Mitrade | ASIC (Australia) | Diawasi ketat |
8️⃣ Dampak untuk Trader Asia
Tanpa lisensi lokal, trader Asia:
- Singapura → tidak dilindungi MAS.
- Malaysia → tidak dilindungi SC.
- Filipina → tidak ada SEC recourse.
- Indonesia & Vietnam → zona abu-abu.
9️⃣ Apa yang Harus Dilakukan Jika Sudah Terjebak
- Hentikan deposit segera.
- Simpan bukti (chat, email, withdrawal request).
- Ajukan chargeback via bank/kartu.
- Laporkan ke regulator global (FCA, ASIC).
- Bagikan pengalaman di forum & review site.
- Hati-hati recovery scam.
🔗 Panduan: Cara Mengembalikan Uang dari Broker Scam
🔚 Final Verdict – Trive = Broker Risiko Tinggi
Trive tampil modern, tapi faktanya:
- Tidak punya lisensi Asia.
- Withdrawal bermasalah.
- Transparansi rendah.
- Tidak ada perlindungan hukum.
👉 Kesimpulan: Trive = broker berisiko tinggi. Trader Asia sebaiknya hindari dan pilih broker dengan regulasi jelas (FCA, MAS, ASIC, CySEC).
🔗 Lihat juga: Broker Forex Legal & Terpercaya 2025